Blitar, RadarCNNnews.my.id - Peringatan Haul Mbah Djoego ke-154 yang dipusatkan di Padepokan Mbah Djoego di Desa Jugo, Kecamatan Kesamben, Blitar, berlangsung meriah dan dipadati oleh pengunjung, Sabtu(18/5/2024).
Acara ini menjadi ajang refleksi dan penghormatan terhadap Mbah Djoego, seorang tokoh penyebar agama Islam dan penasihat Pangeran Diponegoro yang memiliki peran besar dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
Salah satu daya tarik utama dalam peringatan ini adalah keberadaan dapur umum yang diselenggarakan oleh Persatuan Sosial Kemasyarakatan (PSK) Gajah Purwo Nusantara Batu.
Achmad Tohir Setyawan, Ketua PSK Gajah Purwo Nusantara, menjelaskan dapur umum ini merupakan tradisi yang selalu mereka lakukan setiap ada peringatan haul ulama penggerak agama Islam.
Organisasi ini, dengan semangat gotong royong, mendirikan dapur umum untuk memberikan makan secara gratis kepada seluruh peserta haul.
"Seperti di haul Sunan Drajat, Mbah Batu, Sunan Ampel, dan banyak lagi, kami selalu mendirikan dapur umum. Sekarang, giliran haul Mbah Djoego di Blitar," ujar Achmad Tohir Setyawan, yang akrab disapa Wawan.
Penyelenggaraan dapur umum ini tidak lepas dari kontribusi anggota PSK Gajah Purwo Nusantara yang patungan untuk menanggung seluruh biaya.
Inisiatif ini mencerminkan semangat kebersamaan dan kepedulian sosial yang tinggi di antara anggota organisasi. Mereka tidak hanya berfokus pada kegiatan keagamaan, tetapi juga pada aksi sosial yang nyata, dengan memastikan bahwa semua peserta haul dapat menikmati makanan tanpa harus khawatir akan biaya.
Setiap kali menggelar dapur umum, PSK Gajah Purwo Nusantara Batu melibatkan cabang-cabang mereka yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia, seperti Sidoarjo, Surabaya, Malang dan Gresik.
Dalam peringatan haul Mbah Djoego ini, Dapur Umum koordinasi dilakukan oleh Gus Ma'ruf dari Gresik. Kolaborasi ini menunjukkan sinergi yang kuat antara pusat dan cabang-cabang organisasi, yang bersama-sama berupaya mensukseskan acara dengan semangat persatuan.
Gus Ma'ruf yang lebih akrab dipanggil Gus Tosok menjelaskan menu yang disajikan dalam setiap.haul Mbah Djoego selalu bervariasi.
"Kami menyajikan soto, mie ayam, nasi goreng, dan bakso di haul Mbah Djoega ini ," ungkap Tosok.
Untuk menyiapkan makanan ini, 25 tenaga masak dikerahkan langsung di lokasi padepokan. Partisipasi aktif dari banyak anggota ini menunjukkan komitmen mereka dalam melayani dan memuliakan para tamu haul.
Gus Tosok memastikan bahwa semua kebutuhan dapur umum terpenuhi dengan baik dan semua peserta haul mendapatkan makanan yang layak.
Tradisi mendirikan dapur umum ini tidak hanya berfungsi sebagai sarana menyediakan makanan, tetapi juga menjadi simbol solidaritas dan kepedulian sosial yang tinggi.
Dapur umum PSK Gajah Purwo Nusantara tidak hanya menyediakan makanan, tetapi juga menjadi kekuatan komunitas dalam merayakan dan menghormati para ulama yang berjasa.
Aksi Gajah Purwo Nusantara ini merupakan bentuk kegiatan keagamaan dan aksi sosial yang dapat berjalan beriringan, memperkuat ikatan sosial dan membangun kebersamaan di antara masyarakat
Inisiatif ini sekaligus memperlihatkan bagaimana sebuah organisasi sosial-keagamaan dapat memainkan peran penting dalam memperkuat ikatan sosial dan memupuk rasa kebersamaan di antara masyarakat.
Peringatan Haul Mbah Djoego ke-154 bukan hanya sebuah acara perayaan, melainkan juga sebuah momen untuk meneguhkan kembali nilai-nilai kemanusiaan dan gotong royong.
Melalui dapur umum yang didirikan, PSK Gajah Purwo Nusantara memberikan contoh nyata bagaimana aksi sosial dapat mendukung kegiatan keagamaan, menciptakan harmoni dan kesejahteraan bersama bagi seluruh peserta dan masyarakat sekitar.
Inisiatif ini memperlihatkan bagaimana semangat kebersamaan dapat menjembatani berbagai lapisan masyarakat, memperkuat rasa persaudaraan, dan mengingatkan kita akan pentingnya berbagi dan saling membantu.( Red/Buang Supeno ).
Editor: Oji Baguss
Tidak ada komentar:
Posting Komentar