Berita Terbaru

PNIB : Kemerdekaan Kehidupan Beragama Adalah Bagian Dari Kemerdekaan Bangsa, 2024 Merdeka Dari Intoleransi Wahabi Khilafah Radikalisme Terorisme


Foto:RadarCNNnews.my.id| Informasi:Tim


Nasional, RadarCNNnews.my.id - Bulan Agustus diperingati sebagai bulan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bagaimana nasib masa depan bangsa selanjutnya ditentukan oleh generasi sekarang yang akan meneruskan perjuangan mempertahankan kemerdekaan dari para pendahulunya. 

Apakah Indonesia sudah benar-benar merdeka dari penjajahan yang berwujud serangan ideologi asing? Berikut hasil wawancara awak media dengan AR Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal), selaku Ketua Umum Ormas Kebhinekaan Lintas Agama dan Budaya PNIB (Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu).

“Ideologi khilafah wahabi yang masih ada di Indonesia adalah bentuk penjajahan kehidupan beragama yang berdampak pada masa depan bangsa. 

Ini nyata dan benar kita rasakan pengaruhnya pada perilaku kelompok mereka atas produk paham impor yang menghasilkan intoleransi dan radikalisme. Mereka menggunakan kedok agama sebagai provokasi efektif kepada para pengikutnya dengan janji surga dan jihad fisabilillah. 

Mereka menjamin masuk surga dengan cara mengkafirkan agama lain yang sesungguhnya bertentangan dengan agama yang dianutnya,” jelas Gus Wal.

Dalam banyak peristiwa, tertangkapnya para pelaku dan terduga teroris membuka fakta bahwa mereka berusia muda yang masih memiliki perjalanan panjang untuk masa depannya. 

Mengapa mereka bisa terjebak dalam paham yang merusak masa depannya? Menurut Gus Wal, hal ini lebih dikarenakan faktor lemahnya pengawasan kita sebagai warga masyarakat atas maraknya ceramah pendakwah provokatif yang menyebarkan kebencian.

“Ketika generasi muda sudah ditanamkan benih kebencian, maka tinggal menunggu waktu sebelum mereka menjelma menjadi mesin perusak bagi lingkungan sekitarnya. Jika itu terus dibiarkan terjadi, maka masa depan bangsa ini berada di ambang perpecahan. 

PNIB senantiasa menghimbau kepada segenap lapisan masyarakat untuk mewaspadai ceramah yang seharusnya ramah berubah menjadi marah-marah, yang seharusnya bermunajat menjadi penghujat. 

Saling menghargai perbedaan menjadi barang mahal di tengah kebhinekaan yang sudah disepakati saat pendiri bangsa memproklamasikan kemerdekaan,” lanjut Gus Wal.

PNIB, dengan segala keterbatasannya, berusaha menjadi organisasi kemasyarakatan yang konsisten menyuarakan bahwa cinta tanah air adalah bagian dari mencintai agama. 

Hal tersebut dibuktikan dengan aksi kirab merah putih di berbagai daerah sebagai upaya membangkitkan rasa memiliki bangsa, budaya, dan tradisi sendiri yang dirasa semakin berkurang di kalangan generasi muda.

“Kirab merah putih PNIB di bulan Agustus bagi sebagian orang dianggap sebagai aktivitas retorika, namun kami berkeyakinan bahwa kebersamaan membawa, membentangkan, dan mengawal bendera merah putih adalah bentuk aksi kepedulian kepada bangsa. 

Aksi nyata tersebut, yang dilakukan tanpa paksaan, menjadi penanda bahwa masih banyak generasi muda bangsa yang setia mengawal negaranya. 

Kelompok ataupun individu anti-Pancasila dan keberagaman yang jumlahnya tidak seberapa pada akhirnya harus berhadapan dengan kami jika masih terus berupaya merusak kehidupan bangsa. 

Generasi ini harus dijaga dari upaya melemahkan generasi yang berkedok perjuangan menghidupkan agama, namun diarahkan untuk bersikap intoleran, didoktrin untuk membenci agama lainnya, membuat kekacauan dengan menebar ancaman serta aksi terorisme yang mempunyai agenda terselubung mendirikan negara khilafah di ujungnya. 



Rakyat Indonesia harus bersatu padu untuk terus menjaga kampung desa dari paham ideologi wahabi, khilafah, radikalisme, dan terorisme, serta mendukung penuh Densus 88, Polri, dan TNI untuk bersikap tegas terhadap segala macam bentuk intoleransi, radikalisme, separatisme, dan terorisme,” pungkas Gus Wal di akhir pernyataannya.

Aksi kirab merah putih PNIB akan digelar di Kota Bekasi, Minggu, 24 Agustus 2024. Bendera merah putih sepanjang 150 meter akan diarak oleh kader PNIB bersama masyarakat umum sambil menyanyikan lagu-lagu perjuangan.(Red/Tim)

Editor: Moses JF

Previous
« Prev Post
Show comments
Hide comments

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *