Notification

×

Iklan

Iklan

Gagal SNBP Gara-Gara E-Rapor Error, 22 Siswa Berprestasi MAN 1 Lamongan Terancam Pupus Mimpi ke PTN

Rabu, 05 Februari 2025 | Februari 05, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-02-04T18:56:56Z


Lamongan, RadarCNNnews.my.id — MAN 1 Lamongan menjadi sorotan publik setelah 22 siswanya terancam gagal mendaftar ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN) melalui jalur Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP). Hal ini terjadi akibat data eligible siswa tersebut tidak masuk dalam sistem yang terhubung langsung dengan Kementerian Pendidikan.

Data eligible merupakan data kelayakan siswa untuk mengikuti seleksi berdasarkan kriteria seperti nilai akademik, prestasi, kondisi ekonomi, keterampilan, dan pengalaman. Kasus ini menjadi viral setelah beredar video di media sosial yang memperlihatkan para siswa mempertanyakan masalah tersebut kepada salah satu guru. Namun, respons guru yang tampak emosional dengan menggebrak meja memicu kekecewaan lebih dalam. Dalam video tersebut, terdengar isak tangis salah satu siswi berprestasi yang merasa dirugikan karena e-rapornya gagal masuk ke sistem.

Salah satu siswi yang terdampak menjelaskan bahwa dirinya bersama rekan-rekan lainnya berasal dari kelas olimpiade dan riset di kelas 10-E. Namun, pada semester dua kelas 10, terjadi perubahan kebijakan di mana mereka dipindah ke kelas lain karena ruang kelas digunakan untuk program akselerasi.

"Kami sempat protes atas kebijakan itu, tapi tidak ada respons dari pihak sekolah. Kami akhirnya mengikuti aturan yang ada meski keberatan," ujarnya.

Setelah kebijakan tersebut diterapkan, para siswa tetap berfokus untuk berprestasi di bidang akademik maupun non-akademik sebagai persiapan masuk perguruan tinggi. Namun, mereka terkejut saat mengetahui data mereka tidak terdaftar sebagai siswa eligible untuk SNBP.

"Sedih dan kecewa itu pasti. Tapi yang lebih menyakitkan, pihak sekolah seolah tidak merasa bersalah. Sekolah lain dengan kasus serupa cepat tanggap mengganti sistem e-rapor menjadi akumulasi manual, tapi di sini tidak ada upaya seperti itu," keluh salah satu siswa.

Para siswa menduga kesalahan ini terjadi akibat kelalaian dalam penginputan data yang dilakukan terburu-buru menjelang tenggat waktu, ditambah kondisi di mana sebagian guru sedang melakukan perjalanan dinas ke Bali.

"Kami ini yang mengharumkan nama sekolah lewat prestasi, tapi malah dikorbankan karena masalah teknis seperti ini," tambahnya.

Menanggapi hal ini, Kepala MAN 1 Lamongan, Nur Endah Mahmudah, menjelaskan bahwa tahun ini adalah kali pertama Kemenag menggunakan program e-rapor yang terintegrasi dengan Kementerian Pendidikan.

"Para guru sudah berusaha maksimal. Kami membentuk tim khusus untuk mendampingi siswa, tidak hanya untuk jalur undangan tapi juga hingga jalur mandiri," jelasnya.

Endah mengakui bahwa karena sistem baru ini, ada 22 siswa yang tidak terbaca di sistem. "Kami terpaksa memfinalisasi data siswa meski ada 22 siswa yang belum masuk karena deadline yang ketat," ujarnya.


Sementara itu, Kepala Kantor Kemenag Lamongan, H. M. Muhlisin Mufa, mengaku baru mengetahui insiden ini setelah dikonfirmasi oleh media.

"Terkait sistem baru, kita memang harus mengikuti regulasi yang ada. Namun, kami akan mengkonfirmasi dan menyelesaikan permasalahan ini agar tidak terjadi kesalahpahaman," tegasnya.

Kasus ini menjadi pelajaran penting tentang pentingnya manajemen data pendidikan yang lebih akurat dan responsif, terutama dalam menghadapi perubahan sistem yang berdampak langsung pada masa depan siswa.

(Sutopo)


Editor : Adytia Damar 
×
Berita Terbaru Update