Foto: RadarCNNnews.my.id | Informasi: A.R.Demit
Oleh: Ahmad Idzom Ubaidillah (Ketua Laskar Hijau)
Kepemimpinan suatu daerah memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan kebijakan yang diambil tidak hanya berdampak positif dalam jangka pendek tetapi juga berkelanjutan bagi generasi mendatang. Dalam konteks Kabupaten Lamongan, tantangan ini semakin relevan di tengah berbagai dinamika politik yang sering kali menjadikan identitas agama sebagai alat legitimasi. Padahal, era modern menuntut seorang pemimpin yang memiliki visi jelas, kompetensi tinggi, dan kemampuan komunikasi yang baik—bukan sekadar mengandalkan sentimen identitas semata.
Politik Identitas: Mimpi atau Ancaman?
Politik identitas berbasis agama sering kali menjadi senjata ampuh dalam meraih dukungan masyarakat. Fakta bahwa agama merupakan salah satu unsur terkuat dalam membentuk opini publik membuatnya menjadi alat politik yang efektif. Namun, pendekatan ini kerap menyingkirkan rasionalitas ke posisi kedua, bahkan mengabaikan kebutuhan mendasar masyarakat.
Ketika politik identitas mendominasi, kebijakan yang dihasilkan sering kali tidak inklusif dan hanya menguntungkan kelompok tertentu. Kabupaten Lamongan membutuhkan pemimpin yang mampu melampaui narasi identitas dan menempatkan kebutuhan riil masyarakat sebagai prioritas. Rasionalitas empirik adalah kunci untuk mengatasi polarisasi dan menuju pembangunan yang adil serta berkelanjutan.
Rasionalitas Empirik: Jalan Menuju Transformasi
Rasionalitas empirik dalam kepemimpinan berarti mengutamakan data, bukti, dan analisis mendalam dalam setiap pengambilan keputusan. Sektor ekonomi di Lamongan, yang sangat bergantung pada UMKM dan hasil perikanan, memerlukan kebijakan berbasis data untuk meningkatkan daya saing produk lokal di pasar global. Retorika identitas tidak akan menyelesaikan permasalahan ini—hanya kolaborasi lintas sektor, inovasi, dan kebijakan terarah yang dapat membawa perubahan nyata.
Sektor pendidikan dan kesehatan juga membutuhkan perhatian besar. Lamongan harus memiliki kebijakan yang mampu meningkatkan kualitas pendidikan dan layanan kesehatan secara merata, tanpa memandang latar belakang agama atau identitas masyarakat. Dengan kebijakan inklusif semacam ini, semua warga memiliki akses yang sama untuk berkembang dan berkontribusi.
Pemimpin Rasional untuk Masa Depan Lamongan
Pemimpin masa depan Lamongan harus memiliki keberanian untuk mengubah paradigma politik identitas menjadi kemampuan politik berbasis solusi nyata. Langkah ini tidak hanya menciptakan masyarakat yang harmonis, tetapi juga memperkuat kepercayaan publik terhadap pemerintah daerah. Ketika seorang pemimpin menunjukkan bahwa kebijakannya didasarkan pada data dan kebutuhan nyata, bukan retorika identitas, maka kepercayaan masyarakat akan tumbuh secara alami.
Rasionalitas empirik bukan sekadar cara berpikir, tetapi keberanian untuk melampaui zona nyaman politik tradisional. Dengan fokus pada kepentingan bersama dan pengelolaan sumber daya yang optimal, Lamongan bisa menjadi contoh nyata bagaimana kepemimpinan berbasis rasionalitas mampu menciptakan perubahan besar.
Mari kita tinggalkan politik identitas yang membelenggu dan jadikan rasionalitas sebagai fondasi kepemimpinan demi masa depan Lamongan yang lebih cerah, adil, dan berdaya saing!(Red/A.R.Demit)
Editor: Moses JF
« Prev Post
Next Post »