Home Without Label

Panasnya Pilkada Lamongan 2024: Jokowi vs Prabowo di Level Daerah?

Foto: RadarCNNnews.my.id | Informasi: Sutopo



LamonganRadarCNNnews.my.id – Suhu politik Pilkada Lamongan 2024 kian memanas menjelang hari pencoblosan pada 27 November 2024. Dengan hanya dua pasangan calon, yaitu Abdul Ghofur-Firosya Shalati (BAGUS) dan petahana Yuhronur Efendi-Dirham Akbar Aksara (Yes-Dirham), pertarungan politik ini menjadi salah satu yang paling sengit dalam sejarah Pilkada Lamongan.  


Tak hanya soal rivalitas lokal, narasi yang berkembang menyeret nama dua tokoh nasional, Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden ke-8 Prabowo Subianto, sebagai representasi kekuatan di balik kedua pasangan calon. Hal ini semakin menarik perhatian publik, membuat Pilkada Lamongan bak arena duel politik tingkat nasional.



Kontroversi dan Konflik: Bumbu Politik yang Tak Terhindarkan


1. Ir. Suhandoyo di Barisan BAGUS: Langkah Berani yang Mengguncang

Salah satu pemicu panasnya tensi politik adalah langkah Ir. Suhandoyo, tokoh politik dari NasDem, yang mendukung paslon BAGUS. Suhandoyo secara terbuka mendampingi pasangan ini saat mendaftar ke KPU, meskipun partainya secara resmi mengusung paslon Yes-Dirham.  


Hal ini memicu reaksi keras dari DPD NasDem Lamongan. Ketua DPD NasDem, H. Kaharudin, SH, menegaskan bahwa langkah Suhandoyo adalah tindakan pribadi dan ia tidak lagi menjadi bagian dari struktur partai. Pernyataan Suhandoyo bahwa "hak politiknya tak bisa dipasung" semakin menyulut kontroversi di kalangan partai dan masyarakat.  


2. Pecahnya Relawan KOMPAK

Relawan KOMPAK, yang sebelumnya menjadi pendukung utama Suhandoyo di Pilkada 2020, kini terpecah menjadi dua kubu. Sebagian mendukung Yes-Dirham karena faktor Dirham Akbar Aksara yang merupakan putra dari pasangan Suhandoyo di Pilkada sebelumnya.  


Namun, Suhandoyo dan kubu BAGUS tak tinggal diam. Mereka menggelar deklarasi tandingan, mengklaim bahwa KOMPAK tetap setia mendukung paslon BAGUS. Saling klaim ini menjadi salah satu isu yang memanaskan suasana Pilkada Lamongan.  


3. Perang Banner: "Wayahe Ganti Bupati" vs "Durung Wayahe Ganti Bupati"

Persaingan semakin panas dengan perang simbol melalui banner. Awalnya, banner bertuliskan "Wayahe Ganti Bupati" dipasang masif oleh pendukung BAGUS di berbagai lokasi strategis. Pencopotan banner ini oleh pihak kecamatan memicu aksi protes dari relawan BAGUS.  


Tak lama kemudian, pendukung Yes-Dirham merespons dengan banner bertuliskan "Durung Wayahe Ganti Bupati" dan "Aku Sik Percoyo Pak YES, Lanjutkan". Perang banner ini menjadi simbol persaingan yang semakin sengit.  


4. Media Sosial Jadi Medan Pertarungan

Pertarungan antara kedua kubu juga merambah ke media sosial. Narasi provokatif, hoaks, hingga penghinaan terbuka menjadi senjata para pendukung. Salah satu kasus mencuat ketika akun TikTok @bagonggugat820 dilaporkan ke Polres Lamongan oleh alumni Ponpes Sunan Drajat atas dugaan penghinaan terhadap KH. Abdul Ghofur, pengasuh pondok pesantren tersebut.  


5. Dugaan Politik Identitas

Isu politik identitas juga memanaskan situasi. Pendukung BAGUS menggunakan narasi bahwa pasangan mereka adalah representasi warga NU. Di sisi lain, relawan Laskar Hijau yang mendukung Yes-Dirham dianggap memanfaatkan simbol keagamaan untuk tujuan politik. Klaim-klaim ini memicu pro dan kontra di masyarakat.  



Jokowi vs Prabowo: Adu Kekuatan di Lamongan?

Narasi yang berkembang di masyarakat Lamongan menyiratkan bahwa Pilkada kali ini adalah pertarungan simbolis antara Jokowi dan Prabowo.  


Paslon BAGUS disebut-sebut mendapat dukungan dari Jokowi, meskipun tidak secara terang-terangan. Video interaksi paslon ini dengan Jokowi tersebar luas di media sosial, memberikan kesan bahwa mereka memiliki restu Presiden ke-7.  


Sebaliknya, paslon Yes-Dirham secara terang-terangan menyatakan bahwa mereka didukung penuh oleh Presiden ke-8, Prabowo Subianto. Hal ini ditegaskan oleh Ketua MPR RI sekaligus Sekjen Gerindra, H. Ahmad Muzani, dalam kampanye akbar Yes-Dirham pada 22 November 2024.  



Demokrasi dan Harapan untuk Pilkada Damai

Meski tensi politik tinggi, Pilkada Lamongan diharapkan tetap menjadi ajang demokrasi yang damai. Masyarakat diminta menjaga persatuan dan saling menghormati perbedaan pilihan.  


Siapapun yang terpilih, komitmen untuk memajukan Lamongan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat harus menjadi prioritas utama. Mari jadikan Pilkada sebagai momentum perubahan tanpa harus mengorbankan harmoni sosial.(Red/Sutopo)


Editor: Moses JF

Baca juga :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

to Top